6 Kelebihan dan Kekurangan Rumah Menurut Bentuk Atap

Dyah Mahasasi Dyah Mahasasi
homify Maisons classiques
Loading admin actions …

Pada proses pembangunan atau renovasi rumah, memilih bentuk atap yang tepat tidaklah sesederhana anggapan orang pada umumnya. Atap bukan hanya berfungsi sebagai bagian penting dari rumah dan pelindung bagi seisi rumah. Atap juga memainkan peranan penting dalam menampilkan penampilan atau gaya arsitektur sebuah rumah. Dengan kata lain, atap juga berperan dalam membentuk dan meningkatkan citra visual rumah kita. Namun, segala hal di dunia ini memiliki sisi baik dan buruk. Demikian juga atap rumah. Sebelum memutuskan apa bentuk atap yang paling sesuai untuk istana mungil kita, ada baiknya menyimak pemaparan berikut ini.

1. Atap datar

Bila dilihat sekilas, atap datar terlihat benar-benar datar tanpa saluran untuk pembuangan air hujan. Faktanya, saluran itu memang (dan harus) dibuat agar atap datar terhindar dari kerusakan akibat genangan air hujan. Bangunan beratap datar awalnya didirikan sebagai fasilitas industri dan komersial. Pada perkembangannya, atap datar banyak digunakan untuk hunian. 

Kelebihan
Dengan bentuk atap yang datar, terbentuk ruang kosong terbuka di atas atap yang bisa disulap menjadi teras atap untuk bersantai, atau area untuk bercocok tanam dalam pot. Piranti pendingin udara (AC) atau panel surya bisa dipasang dengan mudah dan tak membahayakan keselamatan pekerja. Konstruksi atap datar lebih mudah dibuat dibandingkan jenis atap lainnya. Selain itu, material yang diperlukan juga lebih sedikit sehingga bisa menekan biaya pembangunan. 

Kekurangan
Derajat kemiringan yang rendah, atau hampir tidak ada, mengakibatkan atap datar rentan bocor. Oleh karena itu, atap datar kurang cocok untuk daerah dengan tingkat curah hujan tinggi. Meski atap datar memerlukan material yang lebih sedikit, ongkos yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan atau perbaikan bisa membebani pemilik rumah dalam jangka panjang.

2. Atap pelana

Atap pelana mudah dikenali dengan bentuk segitiga dan atap miringnya yang curam. Atap jenis ini mudah ditemukan di sekitar kita, dan telah digunakan sebagai model atap rumah penduduk sejak puluhan tahun silam. Saat ini kita bisa melihat bangunan-bangunan peninggalan era Kolonial atau bangunan dari era sesudahnya yang dibangun dengan atap pelana. 

Kelebihan
Akibat bentuk atap yang miring di kedua sisi, baik hujan maupun salju dapat meluncur ke bawah tanpa hambatan dan genangan air di atap bisa dihindari. Struktur atap pelana yang khas membentuk ruang kosong di bawah atap. Ruang kosong ini bisa dimanfaatkan untuk loteng atau kamar tidur. Bila dilihat dari dalam, langit-langit atau plafon terlihat tinggi. Langit-langit tinggi akan membantu melancarkan sirkulasi udara, sehingga suhu udara di dalam rumah terasa sejuk setiap saat. 

Kekurangan
Atap pelana kurang cocok untuk rumah yang sering diterpa angin kencang atau puting beliung. Bila kasau dan reng atap tidak didukung oleh kuda-kuda dan gording yang kuat, atap bisa runtuh. Angin kencang bisa meniup genteng penutup atap. Bahkan angin puting beliung yang sangat kuat bisa menghisap atap sampai terlepas dari dinding seluruhnya. 

3. Atap gambrel

Atap jenis ini memang tidak populer di Indonesia. Namun beberapa dari Anda mungkin lebih beruntung, karena masih bisa melihat bangunan peninggalan Kolonial dengan gaya atap ini. Di beberapa negara atap gambrel digunakan untuk lumbung, meski pada perkembangannya atap ini juga diaplikasikan untuk hunian. Atap gambrel bagian atas cenderung landai, sementara bagian bawahnya sangat curam atau hampir vertikal. 

Kelebihan

Sama seperti atap pelana, ruang kosong di bawah atap bisa berfungsi sebagai loteng, kamar tidur, atau ruangan lain. Konstruksi atap gambrel bisa dibilang sederhana, karena hanya membutuhkan dua balok (rangka) atap utama yang didukung oleh sambungan struktur atap lainnya. Bentuk atap gambrel yang unik akan membuat rumah jadi pusat perhatian. 

Kekurangan

Seperti atap pelana, atap gambrel tidak cocok untuk daerah yang sering dihujam badai. Demikian juga di daerah dengan salju lebat di musim dingin atau hujan lebat di musim hujan. Pembuatan struktur atap gambrel tidak bisa dilakukan serampangan, harus teliti, dan tahan air di bubungannya. Atap gambrel membutuhkan pemeliharaan secara teratur untuk mencegah kebocoran. 

4. Atap perisai

Atap perisai memiliki sisi miring di keempat sisinya. Kadang bisa berbentuk seperti prisma, atau gabungan beberapa prisma seperti atap pada gambar yang juga disebut atap perisai ganda. Atap jenis ini juga populer di Indonesia di masa kolonial, dan masih diterapkan di bangunan-bangunan yang didirikan di era modern. 

Kelebihan
Atap perisai lebih stabil daripada atap pelana. Sebabnya, struktur atap perisai dilengkapi bagian dalam yang juga miring di keempat sisinya. Inilah yang membuat atap perisai lebih kokoh dan tahan lama. Atap perisai cocok untuk area yang sering dilanda angin kencang atau hujan lebat. Atap ini juga membentuk ruang kosong di bawahnya yang bisa dimanfaatkan untuk loteng atau ruang penyimpanan

Kekurangan
Biaya pembuatan atap perisai lebih mahal daripada atap pelana. Desainnya pun lebih kompleks dan membutuhkan lebih banyak material. 

5. Atap sandar (atap skillion)

Atap jenis ini bercirikan satu atap tunggal yang terpasang pada dinding-dinding di mana satu dinding lebih tinggi dari dinding lainnya. Bila dibandingkan dengan bentuk atap lainnya yang memiliki dua atau lebih atap miring, bangunan dengan atap sandar hanya dinaungi oleh satu atap miring. Atap sandar dulunya sering dijadikan atap untuk bangunan tambahan sebuah ruma. Namun saat ini atap sandar telah banyak digunakan sebagai atap untuk rumah induk yang mencerminkan modernitas.

Kelebihan

Atap sandar adalah jenis atap yang mudah dibangun. Dibandingkan jenis atap lainnya, atap sandar membutuhkan lebih sedikit material. Baik air hujan atau salju dapat meluncur dengan mulus di permukaannya yang miring, sehingga atap ini cocok untuk hunian di area bersalju atau bercurah hujan tinggi. Atap sandar juga dapat diterapkan untuk tujuan meningkatkan daya tarik arsitektural dan estetika.

Kekurangan

Bila derajat kemiringan atap terlalu tinggi, plafon rumah dapat menjadi terlalu rendah. Atap sandar juga tidak cocok untuk daerah yang sering mengalami angin kencang. 

6. Atap mansard

Sama seperti atap gambrel, atap mansard lebih banyak digunakan oleh bangunan-bangunan peninggalan jaman Kolonial. Atap yang juga disebut dengan atap Prancis ini bagian atasnya berbentuk seperti atap perisai, sedangkan bagian bawahnya lebih curam dan hampir vertikal. Sisi-sisi bawah atap mansard dapat berbentuk melengkung atau datar, tergantung gaya yang diinginkan. 


Kelebihan

Atap mansard memungkinkan pemilik rumah menambahkan ruangan di lantai dua sesuai kebutuhan. Saat merancang dan membangun rumah, pemilik cukup membuat rumah dengan atap mansard sederhana. Kemudian ketika dana telah mencukupi atau ada anggota keluarga baru, ruangan-ruangan kecil dengan jendela di atap bisa dibangun. Bentuknya yang cantik membuat rumah beratap mansard jadi pusat perhatian. 

Kekurangan

Atap mansard bukan pilihan ideal untuk hunian di daerah bersalju. Akibat detil yang dimilikinya, atap mansard membutuhkan lebih banyak biaya. Pembuatan atap mansard juga memerlukan ketrampilan khusus yang jarang dimiliki pekerja konstruksi di Indonesia. 

Risiko kebocoran selalu menghantui, tidak peduli apakah rumah Anda beratap sandar, atap limasan, atau apa saja. Jadi sebelum terlambat, lakukan tips-tips berikut untuk menghindarinya. Periksa setiap bidang plafon untuk memastikan semuanya masih normal. Jika menemukan bagian yang lembap, lapuk, bahkan rusak, segera perbarui supaya air hujan tak mudah merembes.

  1. Ukur sudut kemiringan atap. Struktur atap yang baik memiliki sudut kemiringan antara 25 – 40 derajat. Ini cukup tegak untuk menepis angin kencang, sekaligus cukup landai untuk menahan genteng tak mudah merosot.
  2. Cek kebersihan talang air secara berkala, terutama selepas hujan deras. Bersihkan kotoran agar aliran air tetap lancar. Periksa juga apakah ada bagian yang bergeser, pecah, atau ukuran dan bentuknya kurang maksimal dalam menampung derasnya air hujan, sehingga perlu diganti.
  3. Untuk atap limas, cermati setiap genteng guna memastikan kerapatannya masih terjaga. Atur kembali ke posisi semula jika ada yang melorot. Ganti dengan yang baru jika menemukan genteng pecah atau lapuk.
  4. Terakhir, terapkan pelapis antibocor, bisa menggunakan material membran atau cairan pelapis. Membran cocok untuk bidang rata, seperti atap datar baja ringan. Sementara cairan pelapis cocok untuk semua jenis atap.

Besoin d’aide pour votre projet de maison ?
Contactez-nous !

Highlights de notre magazine